Hampir Gagal, UMKM Duo Ayu Sehati di Pangkalpinang Kini Bekembang Pesat

 

Hampir Gagal, UMKM Duo Ayu Sehati Kini Bekembang Pesat

* Dari Tujuh Pekerja Kini Miliki Lebih dari 30 Pekerja

oleh Tri Harmoko

MEMULAI bisnis dari kecil, pabrik kertas Duo Ayu Sehati kini telah berkembang menjadi salah satu UMKM yang diperhitungkan di Pangkalpinang. Bisnis yang awalnya dari kalangan keluarga ini kini telah mempekerjakan puluhan masyarakat serta memasarkan produk hingga ke luar negeri.

Pabrik Duo Ayu Sehati yang terletak di Jl. Air Mawar Kelurahan Air Mawar Kecamatan Bukit Intan Kota Pangkalpinang ini berdiri sejak tahun 2016. Sebelum memiliki lahan dan pabrik sendiri, Duo Ayu Sehati sempat mengontrak untuk aktivitas pembuatan getasnya.

Hendri (39) yang sehari-hari menjadi koordinator tim produksi Duo Ayu Sehati saat ditemui bercerita, pabrik getas Duo Ayu Sehati berawal dikerjakan tujuh orang saja. Produk yang dihasilkan seperti getas atau akrab disebut keretek, kericu, kemplang koin, kemplang koin udang, kemplang koin ikan dan bakso ikan.

Sejarah awal berdirinya pabrik Duo Ayu Sehati berawal dari pengalaman salah satu anggota keluarga yang pernah bekerja di salah satu pabrik pembuatan keretek di Bangka. Setelah mendapat pengalaman kemudian diberanikan mencoba memulai usaha sendiri. Pabrik Duo Ayu Sehati secara umum membuat produk dengan bahan sagu rumbia, telur putih, penyedap rasa dan ikan.

"Awalnya kecil-kecilan yang pekerjanya hanya tujuh orang. Produksinya pun cuma satu kuali yang hasil kereteknya cuma sekitar 100 kilogram per hari," kata Hendr saat ditemui trendnews di sela-sela aktivitasnya, Minggu (23/6/2024).

Hasil produksi pada masa awal pabrik dibuka sempat terhambat dari sisi kualitas yang belum sempurna. Bahkan,satu tahun pertama sempat diuji dengan sejumlah produk yang dikembalikan saat dijual ke pasaran.

Namun, kru Duo Ayu Sehati tidak menyerah dan terus mencoba untuk menghasilkan produk yang berdaya saing. Usaha yang tak kenal lelah ini akhirnya membuahkan hasil.

"Usaha kita sempat turun dan anjlok omzet penjualannya dan saat itu bisa dikatakan hampir tutup. Tetapi kita belajar lagi ke pabrik lain gimana cara mengelola ikan, menggoreng getas yang lama-lama akhirnya kita jadi mengerti," kisahnya.

Pabrik Duo Ayu Sehati juga sempat mengalami fase kesulitan bahan baku sagu sekitar dua tahun lalu. Kondisi tersebut karena bertepatan dengan momen lebaran yang membuat sagu banyak dibeli dan pohon rumbia sebagai bahan sagu sangat minim di Pulau Bangka.

Seiring waktu, kendala diatasi satu-satu, Duo Ayu Sehati juga membenahi pemasaran dengan membina warga untuk menjadi agen-agen pemasaran yang menjual produknya. Harga dimulai dari Rp2 ribu untuk keretek cemilan hingga keretek paling laris kualitas nomor satu dijual Rp120 ribu/kg, kualitas dua Rp100 ribu/kg dan kualitas tiga Rp90 ribu/kg. Pemasaran pabrik Duo Ayu Sehati tak cuma membidik konsumen lokal di Bangka Belitung, tetapi Jakarta hingga sempat ekspor ke Singapura.

"Sekarang jumlah karyawan kita kalau lagi produksi sekitar tiga puluh orang lebih dengan kapasitas produksi dalam satu hari bisa mencapai dua ton. Omzetnya  Rp200-300 juta per bulan, yang paling banyak diminati adalah keretek,kericu dan kempelang koin," katanya.

Eksistensi pabrik Duo Ayu Sehati membuat banyak pihak yang datang untuk merangkul kerjasama seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pangkalpinang hingga Wakil Menteri Perdagangan RI, Jerry Sambuaga yang datang pada hari ini.

Sentuhan bantuan pun telah diterima dari Kementrian Perindustrian dan Perdagangan RI pada tahun 2023 berupa bantuan alat produksi keretek yang nilainya mencapai Rp900 juta.

Meski telah mulai stabil namun masih ada impian yang ingin digapai Duo Ayu Sehati. Yakni penurunan ongkos kirim ke luar daerah sehingga dapat menekan harga jual produk saat dikirim ke luar daerah.

Ia berharap, usaha yang digagas oleh John Yang Kinardi sebagai pendidi terus berkembang. Pelaku UMKM Duo Ayu Sehati tak berkeinginan memakan pasar lokal namun membidik pasar nasional dan internasional. Namun, diperlukan bantuan untuk memasarkan produk lebih luas itu.

"Sebab, masalah ongkos kirim kemarin yang kita menggunakan pesawat harganya mahal menurut kami. Harga produk kami jadi mahal sampai di Jakarta. Padahal peluang di tingkat nasional maupun internasional masih ada, seperti Singapura itu masih lumayan, hanya masih terkendala ongkos." pungkasnya.(*)

 

Getas


 

Caotion : Produk UKMK Duo Ayu Sehati berupa keretek dan kemplang yang selesai dikemas dan siap dipasarkan.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama